IP TABLES
IPTables adalah suatu tools dalam sistem operasi linux yang berfungsi
sebagai alat untuk melakukan filter (penyaringan) terhadap (trafic)
lalulintas data. Secara sederhana digambarkan sebagai pengatur
lalulintas data. Dengan iptables inilah kita akan mengatur semua
lalulintas dalam komputer kita, baik yang masuk ke komputer, keluar dari
komputer, ataupun traffic yang sekedar melewati komputer kita.
IPTables memiliki tiga macam daftar aturan bawaan dalam tabel penyaringan,
daftar tersebut dinamakan rantai firewall (firewall chain) atau sering
disebut chain saja. Ketiga chain tersebut adalah INPUT, OUTPUT dan
FORWARD.
Pada diagram tersebut, lingkaran menggambarkan ketiga rantai atau chain. Pada
saat sebuah paket sampai pada sebuah lingkaran, maka disitulah terjadi proses
penyaringan. Rantai akan memutuskan nasib paket tersebut. Apabila keputusannnya
adalah DROP, maka paket tersebut akan di-drop. Tetapi jika rantai memutuskan
untuk ACCEPT, maka paket akan dilewatkan melalui diagram tersebut.
Sebuah rantai adalah aturan-aturan yang telah ditentukan. Setiap aturan menyatakan
“jika paket memiliki informasi awal (header) seperti ini, maka inilah
yang harus dilakukan terhadap paket”. Jika aturan tersebut tidak sesuai
dengan paket, maka aturan berikutnya akan memproses paket tersebut. Apabila
sampai aturan terakhir yang ada, paket tersebut belum memenuhi salah satu aturan,
maka kernel akan melihat kebijakan bawaan (default) untuk memutuskan apa yang
harus dilakukan kepada paket tersebut. Ada dua kebijakan bawaan yaitu default
DROP dan default ACCEPT.
Jalannya sebuah paket melalui diagram tersebut bisa dicontohkan sebagai berikut:
Perjalanan paket yang diforward ke host yang lain
1. Paket berada pada jaringan fisik, contoh internet.
2. Paket masuk ke interface jaringan, contoh eth0.
3. Paket masuk ke chain PREROUTING pada table Mangle. Chain ini berfungsi untuk
me-mangle (menghaluskan) paket, seperti merubah TOS, TTL dan lain-lain.
4. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel nat. Chain ini berfungsi utamanya
untuk melakukan DNAT (Destination Network Address Translation).
5. Paket mengalami keputusan routing, apakah akan diproses oleh host lokal atau
diteruskan ke host lain.
6. Paket masuk ke chain FORWARD pada tabel filter. Disinlah proses pemfilteran
yang utama terjadi.
7. Paket masuk ke chain POSTROUTING pada tabel nat. Chain ini berfungsi utamanya
untuk melakukan SNAT (Source Network Address Translation).
8. Paket keluar menuju interface jaringan, contoh eth1.
9. Paket kembali berada pada jaringan fisik, contoh LAN.
Perjalanan paket yang ditujukan bagi host lokal
1. Paket berada dalam jaringan fisik, contoh internet.
2. Paket masuk ke interface jaringan, contoh eth0.
3. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel mangle.
4. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel nat.
5. Paket mengalami keputusan routing.
6. Paket masuk ke chain INPUT pada tabel filter untuk mengalami proses penyaringan.
7. Paket akan diterima oleh aplikasi lokal.
Perjalanan paket yang berasal dari host lokal
1. Aplikasi lokal menghasilkan paket data yang akan dikirimkan melalui jaringan.
2. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel mangle.
3. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel nat.
4. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel filter.
5. Paket mengalami keputusan routing, seperti ke mana paket harus pergi dan
melalui interface mana.
6. Paket masuk ke chain POSTROUTING pada tabel NAT.
7. Paket masuk ke interface jaringan, contoh eth0.
8. Paket berada pada jaringan fisik, contoh internet.
3. Sintaks IPTables
iptables [-t table] command [match] [target/jump]
1. Table
IPTables memiliki 3 buah tabel, yaitu NAT, MANGLE dan FILTER. Penggunannya
disesuaikan dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Fungsi dari masing-masing
tabel tersebut sebagai berikut :
- NAT : Secara umum digunakan untuk melakukan Network Address Translation.
NAT adalah penggantian field alamat asal atau alamat tujuan dari sebuah paket.
- MANGLE : Digunakan untuk melakukan penghalusan (mangle) paket, seperti TTL,
TOS dan MARK.
- FILTER : Secara umum, inilah pemfilteran paket yang sesungguhnya.. Di sini
bisa dintukan apakah paket akan di-DROP, LOG, ACCEPT atau REJECT
2. Command
Command pada baris perintah IPTables akan memberitahu apa yang harus dilakukan
terhadap lanjutan sintaks perintah. Umumnya dilakukan penambahan atau penghapusan
sesuatu dari tabel atau yang lain.
Command
|
Keterangan
|
-A
--append
|
Perintah ini menambahkan aturan pada akhir chain.
Aturan akan ditambahkan di akhir baris pada chain yang bersangkutan, sehingga
akan dieksekusi terakhir
|
-D
--delete
|
Perintah
ini menghapus suatu aturan pada chain. Dilakukan dengan cara menyebutkan
secara lengkap perintah yang ingin dihapus atau dengan menyebutkan nomor
baris dimana perintah akan dihapus.
|
-R
--replace
|
Penggunaannya sama seperti --delete, tetapi command
ini menggantinya dengan entry yang baru.
|
-I
--insert
|
Memasukkan aturan pada suatu baris di chain. Aturan akan dimasukkan pada
baris yang disebutkan, dan aturan awal yang menempati baris tersebut akan
digeser ke bawah. Demikian pula
baris-baris selanjutnya.
|
-L
--list
|
Perintah ini menampilkan semua aturan pada sebuah tabel. Apabila tabel tidak
disebutkan, maka seluruh aturan pada semua tabel akan ditampilkan, walaupun
tidak ada aturan sama sekali pada sebuah tabel. Command ini bisa dikombinasikan dengan option –v (verbose), -n (numeric)
dan –x (exact).
|
-F
--flush
|
Perintah ini mengosongkan aturan pada sebuah chain. Apabila chain tidak
disebutkan, maka semua chain akan di-flush.
|
-N
--new-chain
|
Perintah
tersebut akan membuat chain baru.
|
-X
--delete-chain
|
Perintah ini akan menghapus chain yang disebutkan. Agar perintah di atas
berhasil, tidak boleh ada aturan lain yang mengacu kepada chain tersebut.
|
-P
--policy
|
Perintah ini membuat kebijakan default pada sebuah chain. Sehingga jika
ada sebuah paket yang tidak memenuhi aturan pada baris-baris yang telah
didefinisikan, maka paket akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan default
ini.
|
-E
--rename-chain
|
Perintah ini akan merubah nama suatu chain.
|
3. Option
Option digunakan dikombinasikan dengan command tertentu yang akan menghasilkan
suatu variasi perintah.
Option
|
Command Pemakai
|
Keterangan
|
-v
--verbose
|
--list
--append
--insert
--delete
--replace
|
Memberikan output yang lebih detail, utamanya digunakan
dengan --list. Jika digunakan dengan
--list, akan
menampilkam K (x1.000),
M (1.000.000) dan G (1.000.000.000).
|
-x
--exact
|
--list
|
Memberikan output yang lebih tepat.
|
-n
--numeric
|
--list
|
Memberikan output yang berbentuk angka. Alamat
IP dan nomor port akan ditampilkan dalam bentuk angka dan bukan hostname
ataupun nama aplikasi/servis.
|
--line-number
|
--list
|
Akan menampilkan nomor dari daftar aturan. Hal
ni akan mempermudah bagi kita untuk melakukan modifikasi aturan, jika
kita mau meyisipkan atau menghapus aturan dengan nomor tertentu.
|
--modprobe
|
All
|
Memerintahkan IPTables untuk memanggil modul tertentu.
Bisa digunakan bersamaan dengan semua command.
|
4. Generic Matches
Generic Matches artinya pendefinisian kriteria yang berlaku secara umum. Dengan
kata lain, sintaks generic matches akan sama untuk semua protokol. Setelah protokol
didefinisikan, maka baru didefinisikan aturan yang lebih spesifik yang dimiliki
oleh protokol tersebut. Hal ini dilakukan karena tiap-tiap protokol memiliki
karakteristik yang berbeda, sehingga memerlukan perlakuan khusus.
Match
|
Keterangan
|
-p
--protocol
|
Digunakan untuk mengecek tipe protokol tertentu. Contoh protokol yang
umum adalah TCP, UDP, ICMP dan ALL. Daftar protokol bisa dilihat pada
/etc/protocols.
Tanda inversi juga bisa diberlakukan di sini, misal
kita menghendaki semua protokol kecuali icmp, maka kita bisa menuliskan
--protokol ! icmp yang berarti semua kecuali icmp.
|
-s
--src
--source
|
Kriteria ini digunakan untuk mencocokkan paket berdasarkan alamat IP asal.
Alamat di sini bisa berberntuk alamat tunggal seperti 192.168.1.1, atau
suatu alamat network menggunakan netmask misal 192.168.1.0/255.255.255.0,
atau bisa juga ditulis 192.168.1.0/24 yang artinya semua alamat 192.168.1.x.
Kita juga bisa menggunakan inversi.
|
-d
--dst
--destination
|
Digunakan untuk mecocokkan paket berdasarkan alamat tujuan. Penggunaannya sama dengan match –src
|
-i
--in-interface
|
Match ini berguna untuk mencocokkan
paket berdasarkan interface di mana paket datang. Match ini hanya berlaku pada chain INPUT,
FORWARD dan PREROUTING
|
-o
--out-interface
|
Berfungsi untuk mencocokkan paket berdasarkan interface di mana paket
keluar. Penggunannya sama dengan
--in-interface. Berlaku untuk chain OUTPUT,
FORWARD dan POSTROUTING
|
5. Implicit Matches
Implicit Matches adalah match yang spesifik untuk tipe protokol tertentu. Implicit
Match merupakan sekumpulan rule yang akan diload setelah tipe protokol disebutkan.
Ada 3 Implicit Match berlaku untuk tiga jenis protokol, yaitu TCP matches, UDP
matches dan ICMP matches.
a. TCP matches
Match
|
Keterangan
|
--sport
--source-port
|
Match ini berguna untuk mecocokkan paket
berdasarkan port asal. Dalam hal ini kia bisa mendefinisikan nomor port
atau nama service-nya. Daftar
nama service dan nomor port yang bersesuaian dapat dilihat di /etc/services.
--sport juga bisa dituliskan untuk range port tertentu. Misalkan
kita ingin mendefinisikan range antara port 22 sampai dengan 80, maka
kita bisa menuliskan --sport 22:80.
Jika bagian salah satu bagian pada range tersebut kita hilangkan maka hal
itu bisa kita artikan dari port 0, jika bagian kiri yang kita hilangkan,
atau 65535 jika bagian kanan yang kita hilangkan. Contohnya --sport
:80 artinya
paket dengan port asal nol sampai dengan 80, atau --sport 1024: artinya paket dengan port
asal 1024 sampai dengan 65535.Match ini juga mengenal inversi.
|
--dport
--destination-port
|
Penggunaan
match ini sama dengan match --source-port.
|
--tcp-flags
|
Digunakan untuk mencocokkan paket berdasarkan TCP flags yang ada pada paket tersebut. Pertama, pengecekan akan mengambil
daftar flag yang akan diperbandingkan,
dan kedua, akan memeriksa paket yang di-set 1, atau on.
Pada kedua list, masing-masing
entry-nya harus dipisahkan oleh koma dan tidak boleh ada spasi antar entry,
kecuali spasi antar kedua list.
Match ini mengenali SYN,ACK,FIN,RST,URG, PSH. Selain itu kita juga menuliskan
ALL dan NONE. Match ini juga bisa
menggunakan inversi.
|
--syn
|
Match ini akan memeriksa apakah flag
SYN di-set dan ACK dan FIN tidak
di-set. Perintah ini sama artinya
jika kita menggunakan match --tcp-flags
SYN,ACK,FIN SYN
Paket dengan match di atas digunakan
untuk melakukan request koneksi
TCP yang baru terhadap server
|
b. UDP Matches
Karena bahwa protokol UDP bersifat connectionless, maka tidak ada flags yang
mendeskripsikan status paket untuk untuk membuka atau menutup koneksi. Paket
UDP juga tidak memerlukan acknowledgement. Sehingga Implicit Match untuk protokol
UDP lebih sedikit daripada TCP.
Ada dua macam match untuk UDP:
--sport atau --source-port
--dport atau --destination-port
c. ICMP Matches
Paket ICMP digunakan untuk mengirimkan
pesan-pesan kesalahan dan kondisi-kondisi jaringan yang lain. Hanya ada
satu implicit match untuk tipe protokol ICMP, yaitu :
6. Explicit Matches
a. MAC Address
Match jenis ini berguna untuk melakukan pencocokan paket berdasarkan MAC source
address. Perlu diingat bahwa MAC hanya berfungsi untuk jaringan yang menggunakan
teknologi ethernet.
iptables –A INPUT –m mac –mac-source 00:00:00:00:00:01
b. Multiport Matches
Ekstensi Multiport Matches digunakan untuk mendefinisikan port atau port range
lebih dari satu, yang berfungsi jika ingin didefinisikan aturan yang sama untuk
beberapa port. Tapi hal yang perlu diingat bahwa kita tidak bisa menggunakan
port matching standard dan multiport matching dalam waktu yang bersamaan.
iptables –A INPUT –p tcp –m multiport --source-port 22,53,80,110
c. Owner Matches
Penggunaan match ini untuk mencocokkan paket berdasarkan pembuat atau pemilik/owner
paket tersebut. Match ini bekerja dalam chain OUTPUT, akan tetapi penggunaan
match ini tidak terlalu luas, sebab ada beberapa proses tidak memiliki owner
(??).
iptables –A OUTPUT –m owner --uid-owner 500
Kita juga bisa memfilter berdasarkan group ID dengan sintaks --gid-owner. Salah
satu penggunannya adalah bisa mencegah user selain yang dikehendaki untuk mengakses
internet misalnya.
d. State Matches
Match ini mendefinisikan state apa saja yang cocok. Ada 4 state yang berlaku,
yaitu NEW, ESTABLISHED, RELATED dan INVALID. NEW digunakan untuk paket yang
akan memulai koneksi baru. ESTABLISHED digunakan jika koneksi telah tersambung
dan paket-paketnya merupakan bagian dari koneki tersebut. RELATED digunakan
untuk paket-paket yang bukan bagian dari koneksi tetapi masih berhubungan dengan
koneksi tersebut, contohnya adalah FTP data transfer yang menyertai sebuah koneksi
TCP atau UDP. INVALID adalah paket yang tidak bisa diidentifikasi, bukan merupakan
bagian dari koneksi yang ada.
iptables –A INPUT –m state --state RELATED,ESTABLISHED
7. Target/Jump
Target atau jump adalah perlakuan yang diberikan terhadap paket-paket yang
memenuhi kriteria atau match. Jump memerlukan sebuah chain yang lain dalam tabel
yang sama. Chain tersebut nantinya akan dimasuki oleh paket yang memenuhi kriteria.
Analoginya ialah chain baru nanti berlaku sebagai prosedur/fungsi dari program
utama. Sebagai contoh dibuat sebuah chain yang bernama tcp_packets. Setelah
ditambahkan aturan-aturan ke dalam chain tersebut, kemudian chain tersebut akan
direferensi dari chain input.
iptables –A INPUT –p tcp –j tcp_packets
Target
|
Keterangan
|
-j ACCEPT
--jump ACCEPT
|
Ketika
paket cocok dengan daftar match
dan target ini diberlakukan, maka paket tidak akan melalui baris-baris
aturan yang lain dalam chain tersebut atau chain yang lain yang mereferensi
chain tersebut. Akan tetapi paket masih
akan memasuki chain-chain pada tabel yang lain seperti biasa.
|
-j DROP
--jump DROP
|
Target ini men-drop paket dan
menolak untuk memproses lebih jauh. Dalam beberapa kasus mungkin hal ini
kurang baik, karena akan meninggalkan dead
socket antara client dan
server.
Paket yang menerima target DROP benar-benar mati dan target tidak akan mengirim
informasi tambahan dalam bentuk apapun kepada client atau server.
|
-j RETURN
--jump RETURN
|
Target ini akan membuat paket berhenti melintasi aturan-aturan pada chain
dimana paket tersebut menemui target RETURN. Jika chain merupakan subchain dari chain yang lain, maka paket
akan kembali ke superset chain di
atasnya dan masuk ke baris aturan berikutnya. Apabila chain adalah chain utama misalnya INPUT, maka paket akan dikembalikan
kepada kebijakan default dari chain tersebut.
|
-j MIRROR
|
Apabila
kompuuter A menjalankan target seperti contoh di atas, kemudian komputer
B melakukan koneksi http ke komputer A, maka yang akan muncul pada browser
adalah website komputer B itu sendiri. Karena fungsi utama target ini
adalah membalik source address dan
destination address.
Target
ini bekerja pada chain INPUT, FORWARD dan PREROUTING atau chain buatan
yang dipanggil melalui chain tersebut.
|
Beberapa target yang lain biasanya memerlukan parameter tambahan:
a. LOG Target
Ada beberapa option yang bisa digunakan bersamaan dengan target ini. Yang pertama
adalah yang digunakan untuk menentukan tingkat log. Tingkatan log yang bisa
digunakan adalah debug, info, notice, warning, err, crit, alert dan emerg.Yang
kedua adalah -j LOG --log-prefix yang digunakan untuk memberikan string yang
tertulis pada awalan log, sehingga memudahkan pembacaan log tersebut.
iptables –A FORWARD –p tcp –j LOG --log-level debug
iptables –A INPUT –p tcp –j LOG --log-prefix “INPUT Packets”
b. REJECT Target
Secara umum, REJECT bekerja seperti DROP, yaitu memblok paket dan menolak untuk
memproses lebih lanjut paket tersebut. Tetapi, REJECT akan mengirimkan error
message ke host pengirim paket tersebut. REJECT bekerja pada chain INPUT, OUTPUT
dan FORWARD atau pada chain tambahan yang dipanggil dari ketiga chain tersebut.
iptables –A FORWARD –p tcp –dport 22 –j REJECT --reject-with icmp-host-unreachable
Ada beberapa tipe pesan yang bisa dikirimkan yaitu icmp-net-unreachable, icmp-host-unreachable,
icmp-port-unreachable, icmp-proto-unrachable, icmp-net-prohibited dan icmp-host-prohibited.
c. SNAT Target
Target ini berguna untuk melakukan perubahan alamat asal dari paket (Source
Network Address Translation). Target ini berlaku untuk tabel nat pada chain
POSTROUTING, dan hanya di sinilah SNAT bisa dilakukan. Jika paket pertama dari
sebuah koneksi mengalami SNAT, maka paket-paket berikutnya dalam koneksi tersebut
juga akan mengalami hal yang sama.
iptables –t nat –A POSTROUTING –o eth0 –j SNAT --to-source 194.236.50.155-194.236.50.160:1024-32000
d. DNAT Target
Berkebalikan dengan SNAT, DNAT digunakan untuk melakukan translasi field alamat
tujuan (Destination Network Address Translation) pada header dari paket-paket
yang memenuhi kriteria match. DNAT hanya bekerja untuk tabel nat pada chain
PREROUTING dan OUTPUT atau chain buatan yang dipanggil oleh kedua chain tersebut.
iptables –t nat –A PREROUTING –p tcp –d 15.45.23.67 --dport 80 –j DNAT --to-destination 192.168.0.2
e. MASQUERADE Target
Secara umum, target MASQUERADE bekerja dengan cara yang hampir sama seperti
target SNAT, tetapi target ini tidak memerlukan option --to-source. MASQUERADE
memang didesain untuk bekerja pada komputer dengan koneksi yang tidak tetap
seperti dial-up atau DHCP yang akan memberi pada kita nomor IP yang berubah-ubah.
Seperti halnya pada SNAT, target ini hanya bekerja untuk tabel nat pada chain
POSTROUTING.
iptables –t nat –A POSTROUTING –o ppp0 –j MASQUERADE
f. REDIRECT Target
Target REDIRECT digunakan untuk mengalihkan jurusan (redirect) paket ke mesin
itu sendiri. Target ini umumnya digunakan untuk mengarahkan paket yang menuju
suatu port tertentu untuk memasuki suatu aplikasi proxy, lebih jauh lagi hal
ini sangat berguna untuk membangun sebuah sistem jaringan yang menggunakan transparent
proxy. Contohnya kita ingin mengalihkan semua koneksi yang menuju port http
untuk memasuki aplikasi http proxy misalnya squid. Target ini hanya bekerja
untuk tabel nat pada chain PREROUTING dan OUTPUT atau pada chain buatan yang
dipanggil dari kedua chain tersebut.
iptables –t nat –A PREROUTING –i eth1 –p tcp --dport 80 –j REDIRECT --to-port 3128